Menilik Kesiapan Pelaku Industri Pariwisata Jawa Timur (Kota Batu dan Malang Raya)



Terhitung mulai 1 September 2020, hampir semua pelaku industri pariwisata di Indonesia sudah menyatakan siap menjalankan aktivitasnya secara new normal. Prinsip menjaga keamanan dan kesehatan bersama diterapkan di setiap wilayah. Berikut hasil liputan MCNews langsung dari Kota Batu dan Malang Raya pada 3-4 November 2020. 

Kota Batu dan Malang Raya adalah kota favorit untuk disinggahi. Standard kelayakan operasional era new normal sudah banyak disosialisasikan dan dilaksanakan. Jaga jarak antar individu, penggunaan masker, ketersediaan hand sanitizer dan fasilitas cuci tangan memakai sabun sudah banyak tersedia di hampir setiap titik. Layanan publik, destinasi wisata, pusat oleh-oleh, rumah makan dan hotel berlomba-lomba melengkapi fasilitas layanan ini.

 


Jatim Park Group sebagai icon terbesar destinasi wisata bertema fun park di Kota Batu dan Malang, berkali-kali mengundang asosiasi pelaku industri pariwisata dari seluruh nusantara, untuk berkunjung dan melihat kesiapannya dalam menjalankan aktivitasnya secara new normal. Jatim Park (JP) 1, JP 2, JP 3, Eco Green Park, Predator Fun Park, dan Museum Angkut adalah destinasi andalan JP Group. Bahkan, JP 3 memiliki wahana terbaru yaitu Milenial Glow Garden. Pertama dan terbesar di Indonesia, Milenial Glow Garden menampilkan permainan cahaya baik indoor maupun outdoor yang hidup dan bisa diajak berinteraksi oleh pengunjung. 

 

"Lucu, kalau disentuh, tiba-tiba muncul cahaya warna-warni yang cantik," komentar Meti dari Sidoarjo yang datang mewakili ASITA dalam kunjungannya ke JP 3.

"Mama, gajahnya penuh bunga, bisa terbang, Ma.." teriak Nara dari Surabaya yang datang bersama Ervie ibundanya.

Destinasi wisata lain tidak kalah heboh. Kaliwatu Rafting dan Outbound sudah banyak menerima layanan team building, fun games dan rafting lengkap dengan lunch dan coffee break ala desa. 

Batu Flower Garden (BFG) juga sudah mendapat kunjungan group besar, bahkan ada beberapa artis nasional yang berkunjung untuk menikmati spot foto kekinian di alam terbuka. 

"BFG tetap merangkul pemuda sekitar untuk bertahan menghadapi pandemi," ujar Sonny pengelola BFG. 

Desa Wisata Pujon Kidul yang terkenal dengan Cafe Sawah nan cantik, juga tidak mau kalah. Bahkan saat ini di setiap dusun telah berdiri sebagai kampung tematik. Setelah eksis dengan KUD Susu Sapi, dan Bukit Nirwana, kini hadir Kampung Budaya yang selalu siap menerima kehadiran pengunjung dengan atraksi budaya Malang. 

 

"Tarian Topeng khas Malang selalu kami hadirkan, dan pengunjung bisa belajar menari bersama pemuda-pemudi di kampung Budaya ini," sambut Udi Hartoko kepada peserta kunjungan dari Asosiasi Pelestari Wisata Jatim. Dapur umum tradisional, alat penggiling jagung dari batu, camilan dari hasil kebun warga adalah sajian khas Kampung Budaya desa wisata Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.

Belum ke Batu jika belum menikmati apel khas Kota Batu. Ya, naik sedikit ke arah Taman Wisata Selecta, pemuda desa telah siap melayani pengunjung untuk diajak ke kebun apel dan memakan apel sepuasnya.

"Silahkan dinikmati apel manalagi yang manis khas Kota Batu. Biar hijau, apel manalagi manis rasanya. Silahkan makan sepuasnya," ujar Endik dan Alin yang merupakan anggota Batu Guide Community dan HPI DPC Kota Batu menyambut kedatangan para tamu. 

"Sak mbledhosé mas (red : makan sampai kenyang), monggo," canda Endik.  

Ada 3 jenis apek khas Kota Batu, yaitu apel manalagi yang berwarna hijau dan manis rasanya, apel ruum beauty yang berwarna hijau dengan bagian tangkai warna merah berasa manis segar, dan apel ana yang berwarna merah namun berasa asam. Di petik apel kebun rakyat Mandiri, peserta dibolehkan membawa bumbu rujak dan tikar ke dalam kebun agar lebih santai menikmati apel.  

Bagaimana dengan kesiapan pusat oleh-oleh khas Kota Malang dan Batu ? Ada banyak pusat oleh-oleh yang siap melayani rombongan besar. Diantaranya adalah Brawijaya Istana Oleh-oleh dan Dedua Pusat Oleh-oleh. Keduanya memiliki toko yang bisa menampung 1000 orang sekaligus. Namun dalam masa pandemic ini, ketentuan new normal diberlakukan. Maksimal pengunjung yang boleh masuk adalah 500 orang dalam sekali kunjungan, dan proses masuknya harus per 20 orang dengan jeda 5 menit antar kelompok pengunjung.

"Intinya tidak boleh bergerombol, dan lahan toko yang kami sediakan sangat luas," sambut Tamsil Rijal pengelola Brawijaya Istana Oleh-oleh. 

"Lahan parkir kami mampu menampung 50 big bus sekaligus. Toilet 25 unit. Sebagian memiliki air panas dan kloset duduk. Resto juga kami siapkan dengan daya tampung 500 orang bekerjasama dengan katering-katering ternama. Kamar transit juga kami sediakan untuk peserta dan crew yang ingin beristirahat sejenak," tambah Tamsil Rijal. 

Pusat Oleh-oleh Dedua memiliki konsep yang berbeda. Selain lahan parkir, area resto dan transit room yang luas, makanan dan kerajinan yang ditawarkan disini adalah khas Kota Batu dan Malang seperti aneka keripik buah, kerupuk buah, dan banyak lagi. Spot foto banyak tersedia di sekitar toko, juga fresh market yang menyediakan aneka buah dan sayuran segar khas Kota Batu.

Bagaimana dengan hotel dan resto di Kota Batu dan Malang? Jangan khawatir, hampir semua hotel dan resto sudah memiliki prosedur new normal yang terus dipantau oleh aparat baik dari Satpol PP maupun dari POLRI. 

Dengan kesiapan ini, diharapkan, masyarakat sudah tidak ragu lagi untuk datang berkunjung ke Kota Wisata Batu dan Malang Raya dengan konsep New Normal. (MCNews/YHY)



0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama